Pasal 1
Debora Leighann Nichols tidur-tiduran sambil terlentang menatap kelambu ungu buatan Swiss bercorak titik-titik yang tergantung di kamarnya. Dia membolak-balik sebuah novel remaja. Belum lama ia membaca mamanya mengagetkannya.
“Bagaimana, Deb, apa kamu perlu segelas minuman beralkohol ini?” tanya ibunya. Debbie menggeleng.
“Kalau begitu, siapkan makan malammu!”
“Makan apa kita malam ini Ma?”
“Bistik dan salad bayam,” jawab mamanya sambil menyisir rambut pirangnya yang panjang terurai. Debbie mengerutkan keningnya.
“Yeak! Mama kan tahu Debbie tidak suka salad bayam.”
“Salad bayam penting, Deb,” Nyonya Nichols menekankan suaranya.
Debbie tampak ragu dan menelan ludah dengan sukar. Dia mulai menjalankan tugasnya membereskan meja makan. Debbie meletakkan alat-alat makan dengan hati-hati. Garpu di sebelah kiri piring, di atas lap tangan. Pisau di sebalah kanan, sisi tajamnya menghadap ke arah piring.
“Biar aku saja yang menghabiskan salad bayam ini,” papa Debbie tiba-tiba muncul di meja makan. Kata-kata ayahnya memberinya sedikit ketenangan seperti minum teh hangat di hari yang sangat dingin.
……………………………………………………………………………………………..
Debora Leighann Nichols tidur-tiduran sambil terlentang menatap kelambu ungu buatan Swiss bercorak titik-titik yang tergantung di kamarnya. Dia membolak-balik sebuah novel remaja. Belum lama ia membaca mamanya mengagetkannya.
“Bagaimana, Deb, apa kamu perlu segelas minuman beralkohol ini?” tanya ibunya. Debbie menggeleng.
“Kalau begitu, siapkan makan malammu!”
“Makan apa kita malam ini Ma?”
“Bistik dan salad bayam,” jawab mamanya sambil menyisir rambut pirangnya yang panjang terurai. Debbie mengerutkan keningnya.
“Yeak! Mama kan tahu Debbie tidak suka salad bayam.”
“Salad bayam penting, Deb,” Nyonya Nichols menekankan suaranya.
Debbie tampak ragu dan menelan ludah dengan sukar. Dia mulai menjalankan tugasnya membereskan meja makan. Debbie meletakkan alat-alat makan dengan hati-hati. Garpu di sebelah kiri piring, di atas lap tangan. Pisau di sebalah kanan, sisi tajamnya menghadap ke arah piring.
“Biar aku saja yang menghabiskan salad bayam ini,” papa Debbie tiba-tiba muncul di meja makan. Kata-kata ayahnya memberinya sedikit ketenangan seperti minum teh hangat di hari yang sangat dingin.
……………………………………………………………………………………………..
Pasal 2
Debbie menelepon Cheryl. Suara Debbie terdengar gelagapan ketika berbicara di telepon.
“Cheryl?”
Suara di seberang sana terdengar lembut, “Ya.”
“Ini saya, Debbie!”
Hening. Untuk menghormati pribadi anaknya Tuan Nichols dan isterinya meninggalkan ruangan.
“Ada, apa?” tanya Cheryl.
“Aku hanya mau minta maaf,” Cheryl tidak berkata apa-apa.
“Maksud saya tentang ejekan saya kepadamu sebelum liburan musim panas.” Cheryl masih diam. Cheryl masih tidak percaya Debbie gadis terpopuler di sekolahnya itu mau minta maaf padanya.
“Cheryl, saya sudah berpikir bahwa sekaranglah saatnya menerimamu untuk bergabung di klub kami.”
Cheryl tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Selama lebih dari setahun, ia sangat ingin menjadi anggota klub tersebut. Setiap gadis seusianya ingin menjadi anggota klub tersebut. Klub itu hanya beranggota hanya sebelas orang dan mereka adalah gadis-gadis yang paling populer, paling pandai, atau yang memiliki pakaian yang paling bagus
Debbie menelepon Cheryl. Suara Debbie terdengar gelagapan ketika berbicara di telepon.
“Cheryl?”
Suara di seberang sana terdengar lembut, “Ya.”
“Ini saya, Debbie!”
Hening. Untuk menghormati pribadi anaknya Tuan Nichols dan isterinya meninggalkan ruangan.
“Ada, apa?” tanya Cheryl.
“Aku hanya mau minta maaf,” Cheryl tidak berkata apa-apa.
“Maksud saya tentang ejekan saya kepadamu sebelum liburan musim panas.” Cheryl masih diam. Cheryl masih tidak percaya Debbie gadis terpopuler di sekolahnya itu mau minta maaf padanya.
“Cheryl, saya sudah berpikir bahwa sekaranglah saatnya menerimamu untuk bergabung di klub kami.”
Cheryl tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Selama lebih dari setahun, ia sangat ingin menjadi anggota klub tersebut. Setiap gadis seusianya ingin menjadi anggota klub tersebut. Klub itu hanya beranggota hanya sebelas orang dan mereka adalah gadis-gadis yang paling populer, paling pandai, atau yang memiliki pakaian yang paling bagus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar